Langsung ke konten utama

Rahasia Rumah Tua


Pembuka (0:00 – 1:00)

Musik: Latar suasana tegang + sendu (instrumen piano dan gesekan biola lembut).

SFX: Suara hujan rintik-rintik, kayu retak, dan angin.

Narator:

"Malam itu, rumah tua keluarga Wiryo berderit seperti ingin roboh. Warisan leluhur yang dulu menjadi kebanggaan, kini seakan menjerit… meminta diselamatkan… sebelum semuanya terlambat."

Adegan 1 – Dapur (1:00 – 3:00)

Musik: Hening sesaat saat dialog awal untuk membangun ketegangan nyata.

SFX: Tetesan air dari atap bocor, kayu “krek… krek…”.

Bu Sulastri (cemas):

"Pak… atapnya bocor lagi. Kalau terus begini… besok bisa jebol semua."

Pak Wiryo (lelah, menahan napas):

"Iya, Las… aku tahu. Tapi uang dari mana? Tabungan sudah habis. Hutang di warung aja belum lunas."

Musik: Perlahan masuk nada piano minor ketika Bu Sulastri bicara.

Bu Sulastri (melemah):

"Jangan bilang… kita harus jual rumah ini, Pak."

Pak Wiryo (diam lama, lalu menjawab lirih):

"Kalau tidak… kita tidur di mana?"



---


Adegan 2 – Teras (3:00 – 4:30)


Musik: Latar sedih ringan, gitar akustik lembut.

SFX: Suara jangkrik malam, angin mengusap daun.


Bayu (menatap dinding retak):

"Mbak… kalau rumah ini ambruk… kita pindah ke mana?"


Nisa (menahan tangis):

"Aku juga nggak tahu, Yu. Tapi… rumah ini nggak boleh dijual. Wasiat dari Simbah. Kalau sampai roboh… berarti kita gagal menjaga amanah."


Narator:

"Dua anak itu hanya bisa duduk di teras… menatap dinding yang retak. Retakan itu seolah ikut mengiris hati mereka."



---


Adegan 3 – Malam Ketegangan (4:30 – 6:00)


Musik: Nada tegang meningkat – gesekan biola tipis & suara dentingan logam pelan.

SFX: Suara pintu berderit, plafon berdecit.


Pak Wiryo (nada marah campur putus asa):

"Aku harus pinjam uang ke siapa lagi, Las? Semua sudah aku coba. Kita nggak bisa terus begini!"


Bu Sulastri (memeluk anak-anak):

"Jangan bicara soal menjual rumah, Pak. Ini satu-satunya warisan keluarga kita…!"


Narator:

"Malam itu, tak ada yang bisa tidur. Retakan di dinding menjadi suara ketakutan yang tak pernah berhenti."



---


Adegan 4 – Penemuan Kunci Misterius (6:00 – 8:00)


Musik: Perlahan berubah menjadi nada misteri – gabungan dentingan piano rendah + efek gema.

SFX: Bunyi barang jatuh dari gudang, debu beterbangan (bisa ditambahkan efek visual).


Nisa (berbisik):

"Yu… lihat ini. Kunci tua. Mungkin… ini kunci pintu yang selalu terkunci di ruang tengah itu."


Bayu (penasaran):

"Yang katanya menyimpan sesuatu dari masa lalu?"


Narator (suara merendah, penuh misteri):

"Di tengah rumah yang nyaris roboh… sebuah rahasia lama mulai mengetuk. Siap untuk dibuka… atau membuka luka yang tak pernah sembuh."


Musik: Nada menggantung misterius untuk menutup episode.



---


Mau saya buatkan versi siap VO (teks narator & dialog sesuai menit, termasuk petunjuk musik/SFX di tiap detik)?

Atau mau contoh rekomendasi musik bebas hak cipta yang cocok untuk setiap segmen juga?


Komentar

Postingan populer dari blog ini