🎬 SEGMENT 1 – Pertemuan di Masa SMA (Durasi ±5 Menit)
Judul: “Senyum yang Selalu Ingin Kujaga”
---
🎞️ 1. [Adegan pembuka – suasana sekolah sore hari]
Narasi (Narator):
> “Sore itu, langit menggantungkan awan tipis. Bel sekolah sudah lama berlalu, tapi Bayu belum beranjak dari bangku taman kecil di belakang sekolah.”
🎧 Efek suara: Suara angin sore, gemerisik daun, bunyi sepeda.
---
🎞️ 2. [Sekar datang sambil menuntun sepedanya yang bocor ban]
Sekar:
> “Yah… bocor lagi. Padahal besok mau dipakai buat ujian praktek…”
Bayu (tersenyum kecil):
> “Biar aku bantu, Sekar. Di pos satpam ada pompa. Tapi… kita harus jalan kaki ke sana.”
Sekar:
> “Makasih ya, Bayu… Kamu selalu ada aja tiap aku butuh.”
Narasi (Bayu – batin):
> “Selalu ada? Ya, karena aku memang gak pernah pergi…”
🎧 Efek: Musik lembut + suara langkah kaki
---
🎞️ 3. [Mereka berjalan sambil mendorong sepeda, suasana awkward manis]
Sekar (menunduk malu):
> “Bayu… Kamu sendiri gak capek nungguin temen cewek yang nggak jelas kayak aku?”
Bayu (senyum malu, menatap tanah):
> “Kalau yang ditunggu Sekar… capeknya gak kerasa.”
Narasi (Narator):
> “Ada rasa yang Bayu pendam, yang ia titipkan lewat senyum dan perhatian kecil. Tapi tak pernah ia ucapkan. Takut merusak sesuatu yang sudah indah dalam diam.”
🎧 Efek: Musik haru lembut + bunyi jangkrik sore
---
🎞️ 4. [Flashback Bayu menonton Sekar dari jauh – di kelas, saat upacara, di kantin]
Narasi (Bayu – batin):
> “Aku suka caramu tersenyum, caramu menunduk saat malu, bahkan caramu marah kalau aku telat jemput…”
> “Tapi aku tahu… aku bukan siapa-siapa.”
---
🎞️ 5. [Adegan malam hari – Bayu menatap daftar pengumuman di layar HP]
Narasi (Narator):
> “Malam itu, Bayu diterima kuliah di luar negeri lewat jalur beasiswa.”
Bayu (berbisik sendiri):
> “Sekar... Harusnya aku senang. Tapi... kenapa rasanya seperti akan kehilangan sesuatu?”
🎧 Efek: Musik mengharu + suara notifikasi pesan
---
🎞️ 6. [Bayu membuka chat, ingin menulis pesan ke Sekar, tapi dihapus lagi]
Narasi (Bayu – batin):
> “Apa aku harus bilang? Atau cukup kutinggalkan diam-diam, seperti selama ini aku mencintaimu diam-diam?”
---
🧠Estimasi durasi total: ±5 menit
Setiap adegan: 30–45 detik
Total gambar: ±10–12 gambar
Narasi + dialog + efek suara bikin emosi lebih terasa
---
SEGMEN 2 – PERPISAHAN: “Tak Sempat Mengucap”
Durasi: ±1 menit
🎞️ Visual:
Bayu membuka surat beasiswa dan menatapnya kosong.
Sekar tertawa ceria bersama teman-temannya di halaman sekolah.
Bayu memperhatikan dari jauh, tidak berani mendekat.
Langit sore yang perlahan meredup, memberi kesan perpisahan.
📖 Narasi:
> “Hari kelulusan datang. Semua bahagia, semua bersiap dengan masa depan.
Aku… baru saja diterima kuliah di luar negeri lewat beasiswa.
Tapi aku belum sempat bilang apa pun padanya…”
🗨️ Bayu (monolog dalam hati):
> “Sekar… aku pengen bilang, tapi aku takut.
Takut kehilangan senyummu.
Takut kalau kamu malah menjauh…”
🎞️ Visual:
Bayu mengemasi tas di kamar.
Ia menatap foto bersama teman-teman, lalu memasukkannya pelan ke dalam koper.
Kamera menyorot pesawat lepas landas dari kejauhan.
📖 Narasi penutup:
> “Dan akhirnya, aku pergi…
tanpa pamit.
Tanpa satu pun kata perasaan.”
SEGMEN 3 – PERJUMPAAN KEMBALI: “Tak Menyentuh, Tapi Menjaga” (Durasi: ±5 menit)
Narasi:
> “Enam tahun berlalu. Aku pulang. Dengan gelar dan pengalaman... tapi masih menyisakan ruang kosong dalam hati yang tidak pernah tergantikan.”
(Visual: Bayu duduk di warung kopi kecil, hujan gerimis di luar. Lalu Sekar datang.)
Sekar:
> “Masih suka kopi hitam ya?”
Bayu (kaget, tersenyum menahan rindu):
> “Kamu juga masih suka bakwan, bukan tahu isi?”
(Sekar tersenyum kecil, suasana canggung tapi manis.)
Sekar:
> “Kamu berubah… tapi kamu tetap Bayu yang nggak pernah bisa bohong lewat mata.”
Bayu:
> “Kamu juga berubah… lebih tenang. Lebih… dewasa.
(Hening. Lalu Sekar bicara lirih.)
Sekar:
> “Kamu tahu, Yu… aku nggak bahagia…”
Bayu (menunduk, menahan getar suara):
> “Tapi kamu sudah jadi milik orang lain, Sekar…”
Sekar (air mata jatuh):
> “Kenapa kamu nggak pernah bilang dulu?”
Bayu (lirih):
> “Karena waktu itu… aku cuma punya keberanian untuk mencintaimu dalam diam. Dan sekarang… aku cuma punya iman, untuk tetap menjaga jarak.”
(Visual: Sekar terisak pelan. Bayu tak menyentuhnya, hanya menatap penuh luka.)
Bayu:
> “Aku lebih baik kehilanganmu... daripada menyentuhmu tanpa hak.”
---
🟢 NARASI PENUTUP
Narasi (VO Bayu, tenang dan pasrah):
> “Cinta tidak selalu harus dimiliki. Terkadang... cinta cukup dijaga dalam doa. Dalam diam. Dalam batasan yang tak pernah berani kulewati…”
(Visual: Sekar masuk ke mobil, menangis dalam diam. Bayu berdiri sendiri di bawah hujan. Tidak mengejar. Hanya memandang.)
Narasi (lanjut):
> “Karena aku tahu… mencintai dalam taat, adalah bentuk cinta paling setia… walau tak pernah berbalas.”
---
🎵 Saran Musik:
Awal: musik lembut dan hangat (sentimental piano)
Perpisahan: suara angin, sunyi, piano minor
Pertemuan ulang: musik emosional bertahap naik saat dialog mulai menyentuh
Penutup: musik sendu, berhenti perlahan di akhir narasi
Komentar