Langsung ke konten utama

Kisah Cinta Rudi dan Desi Bab 3

Bab 3 – Surat untuk Desi

Angin sore mengayun lembut dedaunan di halaman kost Rudi. Di atas meja kayu kecil yang sudah mulai lapuk, tergolek selembar kertas putih yang penuh coretan hati. Tangan Rudi sedikit gemetar, tapi matanya mantap menatap kalimat terakhir yang baru saja ia tulis.

> “Desi… mungkin ini terdengar aneh, bahkan berlebihan. Tapi sejak pertama kali aku bertemu denganmu, ada sesuatu dalam dirimu yang tak pernah bisa aku lupakan. Aku bukan lelaki yang pandai bicara cinta, tapi aku ingin kau tahu... aku menyayangimu, tulus dari hati. – Rudi.”

Surat itu dilipat rapi, dimasukkan ke dalam amplop, dan ditulis dengan tangan: “Untuk Desi.” Alih-alih menyerahkannya langsung, Rudi memilih jalan yang lebih klasik—ia ke kantor pos, membeli perangko, dan memasukkannya ke kotak surat. Sesuatu tentang cara ini terasa lebih jujur, lebih romantis. Mungkin karena dia takut—takut menatap langsung mata Desi sambil menyatakan cinta.

Hari-hari berikutnya terasa panjang. Rudi mengecek ponselnya berkali-kali meskipun ia tidak menyertakan nomor di dalam surat. Ia hanya berharap, jika perasaannya tidak ditolak, Desi akan menemukan cara untuk membalas.

---

Dua minggu berlalu.

Saat Rudi hampir menyerah dan menganggap surat itu hanya berakhir sebagai angin lalu, satu pesan muncul di layar HP-nya. “Mas Rudi, ini Desi. Terima kasih untuk suratnya. Aku juga… sebenarnya menunggu kamu lebih dulu bicara. Jadi... iya, aku mau.”

Sejenak dunia terasa hening. Rudi menatap layar itu lama sekali, seolah memastikan itu bukan mimpi. Tiba-tiba dadanya menghangat, matanya berkaca. Ia tertawa kecil, lalu berteriak pelan di dalam kamar kostnya, “Ya Tuhan, dia balas! Dia juga suka!”

Hari itu, langit yang biasa saja terlihat lebih biru. Sejak itu, hubungan mereka berubah. Mereka bukan lagi sekadar guru les dan murid, bukan hanya kakak tingkat dan adik SMA. Mereka sekarang sepasang kekasih—dengan cinta yang tumbuh perlahan, diam-diam, tapi kuat.

Rudi tahu, perjalanan mereka mungkin tidak akan mudah, tapi untuk pertama kalinya dalam waktu lama, ia merasa... ini awal dari sesuatu yang indah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini