🟩 EPISODE 1 — TELEPON TAK TERJAWA
Disuatu hari menjelang siang, lampu masih menerangi Jalan gang.
Di teras kos, lampu remang kekuningan menyoroti wajah Bayu yang sedikit kusam karena kurang tidur menunggu kabar dari Sekar
Bayu (gumam, mencoba menguatkan diri sambil men-scroll galeri foto Sekar):
Ini sudah 1 bulan lebih gak ada khabar dari sekar, mestinya sudah pengumuman penerimaan mahasiswa baru. Apa dia sudah lupa ya? katanya mau ngabarin kalau udah ada pengumuman. Diterima apa gak ya?
(Bayu duduk di teras, pegang HP, ragu menelpon)
Bayu (gumam):
> "Kutelepon aja lah... masa nggak kangen sih..."
(Layar HP: “Memanggil... Sekar 💕”)
Nada sambung… tapi tidak diangkat.
Bayu (kecewa):
> "Yaelah… masa dianggurin gini..."
Jempolnya ragu, lalu mengetik pesan WA panjang—dihapus—akhirnya hanya satu kalimat singkat.)
> WA: “Sekar, kamu sibuk ya? Aku cuma pengin tanya, gimana kabar ujian masuk PTN? Harusnya kan sudah pengumuman.”
Centang dua. Hening. Sentuhan angin malam membawa suara jangkrik—tapi tetap tanpa balasan.
Centang dua. Tidak dibalas.)
(Tiba-tiba HP berdering — Bayu semangat)
Bayu:
> "Eh, angkat dong!"
(Ternyata: “Darto Pos Ronda”)
Wajah Bayu berubah lemas.)
Darto (telpon):
> "Ngopi yuk, rame di pos ronda!"
Bayu:
> "Males gue. Lagi nggak enak hati."
Darto (bohong):
> "Tadi aku lihat sekar lewat sini loh"
Bayu: "Hah yang bener, pantesan gue telpon gak diangkat, apa lagi di jalan ya?"
> "HAH?! Tunggu gue lima menit!"
(Bayu langsung naik motor dan ngebut)
---
🟩 EPISODE 2 — NGOPI TAPI NGELAMUN
[Lokasi: Pos ronda]
(Bayu men-starter motor bebek merahnya, helm setengah dilepas, ngebut di jalan kampung yang masih basah habis disiram warga.)
(Bayu datang dengan semangat, langsung nyari Darto)
Bayu:
> "Tadi lihat lewat mana?"
Darto (ketawa):
> "Hahaha... becanda, Bro. Biar lo dateng aja."
Bayu:
> "Gila lo...gue udah semangat barangkali bisa ketemu, malah lo tipu."
Darto: "Masalahnya satpam jaga tapi cuma duduk doang, jadi gak lihat apa ada orang asing masuk"
Toni: "Satpam model begitu, mah mending dipecat saja.!
Darto: "Iya habis mau pecat, nyari penggantinya susah bro,"
Toni: "yah, harus sabar, ntar kalau udah ada pengganti bisa langsung pecat."
Ucok: " ya, gitu paling"
Dilan: "Eh, itu tememmu ngapain, kok kaya orang linglung?"
(Mereka ngopi, ngobrol random: motor mogok, cewek IG, mie goreng murah.)
(Bayu diam. Ngelamun sambil ngaduk kopi yang sudah dingin.)
Darto:
> "Lho Yu, kenapa lo diem aja?"
Toni:
> "Kopi udah habis, lo masih ngaduk sendok..."
Bayu (pelan):
> "Sekar sekarang beda, Bro...
Sehari ini nggak bales, nggak ngangkat..."
Toni: "Emang biasanya bales, enggak kan?"
Bayu:"biasanya? Biasanya gak gue sms?
Toni: "ya elah, jadi kan emang udah biasa, kenapa lo gelisah sekarang?"
Ucok (sok bijak):
> "Mungkin dia lagi... puasa komunikasi."
(Mereka tertawa, tapi suasana tetap campur sedih.)
---
🟩 EPISODE 3 — WANGI UNTUK SIAPA?
[Lokasi: Rumah Bayu]
(Bayu pulang. Ibunya panggil dari dapur)
Ibu:
> "Bayu, ayo makan! Tumis tahu nih!"
(Bayu duduk di meja, baju bersih, wangi.)
Ibu (senyum curiga):
> "Kok bajumu wangi amat? Mau ketemu pacar, ya?"
Bayu:
> "Pacar apaan, jadian juga belom"
(Mereka mulai makan. Suara sendok beradu dengan piring.)
Ibu (menyendok nasi, mata mama-radar menyala):
(Mereka mulai makan.)
Ibu:
"La terus mau kemana? kan belum jadian masa mau ngapel?"
Bayu: "ya mau, maen sekalian mau minta pertanggung jawaban."
Ibu: "Pertanggung jawaban bagaimana, kan cewek, emang tanggung jawab apa, pacar aja bukan"
> "Kenapa sih? Berantem ya?"
Bayu (serius):
> "ya mau minta pertanggung jawaban"
Ibu: "Pertanggung jawaban apa sih?"
Bayu: "Pertanggung jawaban atas sikapnya, yang bikin aku gak bisa tenang hari ini"
Ibu (santai):
> "Ya elah, itu sih karena karma aja Yu"
“Nak, komunikasi itu kayak api. Kalau satu pihak diam, yang lain gampang dingin. Sabar, Yu.”
Bayu: "Karma apa sih bu?"
Ibu: "Kamu yang bikin ibu gak jadi sama pak kumis"
bayu: "apaan sih bu, kok jadi nglantur kesitu"
"udah ah, pamit bu, assalamualaikum"
Ibu: "Waalaikum salam
---
🟩 EPISODE 4 — “SUDAH TIDUR, KATANYA”
[Lokasi: Rumah Sekar]
Rumah Sekar. Temboknya krem, pot bunga kemangi tergantung. Lampu teras redup kuning.
(Bayu menarik napas, merapikan rambut di refleksi kaca helm, lalu mengetuk pelan.)
Pintu dibuka. Ibu Sekar (daster bunga-bunga, rambut dicepol):
(Bayu berdiri di depan pintu rumah Sekar, sore hari.)
Diketuk pelan.
Ibu Sekar membuka pintu:
> "Eh Bayu... tumben main ke sini?"
Bayu (sopan):
> "Mau ketemu Sekar, Bu...
Ibu Sekar:
> "Wah, dia udah tidur. Capek banget katanya."
Bayu (diam sebentar):
"Yah sudah tidur, masih sore nih bu, kok udah tidur? Pengin ngobrol"
Ibu: "Iya, tadi katanya capek habis dari kampus"
Bayu: "dari kampus? emang diterima dimana bu?
Ibu: "Oh sekar belum crita ya?
bayu: "Belum bu."
Ibu: "Oh ya udah ntar aja langsung dari sekar beritanya, soalnya kemaren bilang jangan kasih tahu dulu katanya"
Bayu; "Waduh main rahasia segala, ya udah pamit dulu bu"
Ibu Sekar:
> "Besok aja main lagi, ya. Hati-hati di jalan."
(Bayu turun tangga pelan. Jalan ke motor. Wajahnya kecewa.)
Bayu (ngomel sendiri):
> "Jam segini udah tidur? Biasanya juga nggak gitu..." Waduh ketrima dimana ya sekar kok gak bilang bilang, kenapa dia begitu ya, katanya mau crita, ini malah udah kuliah, tapi gak ada berita. Terus ibunya juga ikut ikutan main rahasia, ada apa ya?
(Bayu naik motor dan pergi, jalan sepi.)
---
🟩 EPISODE PENUTUP — “CUMA NANYA SIAPA”
[Lokasi: Kamar Sekar]
Kamar Sekar. Dinding dihiasi foto polaroid, satu gantungan toga dipesan online tergantung diam.
Ibu Sekar (mengetuk, masuk membawa segelas susu):
(Ibunya masuk ke kamar Sekar. Sekar duduk, main HP.)
Sekar (santai):
> "Tadi siapa, Bu?"
Ibu Sekar:
> "Itu... pacarmu."
(Sekar diam. Tidak menjawab. Tatapan kosong ke luar jendela.)
(Sekar terdiam. Jemarinya berhenti mengetik. Layar HP menunjukkan chat Bayu belum terbuka—ikon biru centang dua.)
Sekar (berbisik hampir tak terdengar):
> “Bukan pacar, Bu…”
(Tatapannya menerobos jendela, lampu jalan memantul di mata berkaca. Sound FX detak jarum jam. Ia mengetik balasan panjang… lalu menghapusnya… mengetik singkat: “Besok aku jelasin.” Pesan belum dikirim. Sekar memejam mata, menarik selimut.)
---
✨ ENDING:
> “AKHIR BAGIAN PERTAMA”
atau
“BERSAMBUNG...”
---
Komentar