Setelah berakhirnya masa pemilihan anggota Dewan Legislative, banyak para calon legislative yang gagal menjadi anggota dewan dibanding yang berhasil menjadi anggota Dewan. Banyak cerita cerita aneh, lucu, stress dan menggenaskan serta banyak cerita yang menggemaskan berkembang di seputar pemilihan anggota dewan. Didasari oleh rasa ingin cepat menjadi seorang yang ikut memimpin rakyat, mendapatkan pekerjaan yang mentereng (bergengsi), para calon anggota dewan ini menjadi tidak siap untuk kalah, padahal bakalan lebih banyak yang gagal dibandingkan yang berhasil.
Banyak yang menghabiskan uangnya demi keberhasilan untuk menjadi anggota dewan, tanpa perhitungan yang matang, tidak melihat resiko yang lebih nyata, realistis, tetapi hanya mengandalan hawa nafsu, tetapi tidak siap dengan kegagalan yang jelas mempunyai prosentasi yang lebih besar. Para caleg ini banyak yang berhutang, menggadekan harta miliknya, mobil, tanah bahkan rumah tinggal mereka dengan harapan akan bisa terbayar jika mereka berhasil menjadi anggota dewan. Tetapi banyak diantara mereka yang hasilnya adalah kekecewaan.
Ada satu orang caleg dalam semalam menghabiskan uang Rp. 25.000.000,- tetapi ternyata gagal, kandas, tersuruk tidak berhasil menjadi anggota yang terpilih. Sebuah pengalaman pahit yang harus ditebus dengan uang begitu banyak, harta yang besar, rumah tinggal. Stress melanda para caleg yang tanpa perhitungan masa depan. Bagaimana mereka dapat membayar hutang yang katakanlah Rp. 100.000.000 untuk mencalonkan diri, sedangkan uang sebanyak itu aja hasil dari hutang, yang merupakan tabungan mereka sepanjang hidup, sangat sulit memperolehnya, yang bahkan nilainya saja waktu itu mungkin hanya separohnya, mereka banyak yang belum pernah mendapatkan 100 juta dalam hidupnya apalagi dalam 1 tahun memperoleh 100 juta yang bisa ditabung, wah luar biasa barangkali tidak perlu lah ikutan jadi caleg kalau mereka bisa. Ada caleg yang gagal terus mematok jalan dengan pohon, agar gak ada yang bisa lewat, ini nampaknya gejala stress.
Tapi banyak juga diantara mereka yang untung-untungan asal nyaleg aja, siapa tahu ada yang pilih, hasilnya? Ya gak ada juga yang pilih..... Buat apa sih melakukan pekerjaan yang kurang bermanfaat, membuang buang waktu, hasil tidak ada. Mending berkarya, kalau tidak berhasil masih ada kesuksesan yang diperoleh paling tidak karyanya belum selesai, sehingga belum bisa menghasilkan uang.
Akhirnya aku ikut berduka cita pada para caleg yang tidak berhasil menjadi anggota dewan, mudah mudahan mereka diberi kekuatan untuk membayar hutang, bagi yang berhutang, untuk tetap bisa bekerja dengan lapang dada bagi yang penghasilannya sudah besar, dan bisa mawas diri bagi yang hanya ikutan saja tapi sama sekali tidak ada usaha apa apa, asal asalan, orang seperti ini walaupun terpilih hanya akan numpang cari makan saja di anggota dewan, malah bisa ikutan korupsi, gawat.
Banyak yang menghabiskan uangnya demi keberhasilan untuk menjadi anggota dewan, tanpa perhitungan yang matang, tidak melihat resiko yang lebih nyata, realistis, tetapi hanya mengandalan hawa nafsu, tetapi tidak siap dengan kegagalan yang jelas mempunyai prosentasi yang lebih besar. Para caleg ini banyak yang berhutang, menggadekan harta miliknya, mobil, tanah bahkan rumah tinggal mereka dengan harapan akan bisa terbayar jika mereka berhasil menjadi anggota dewan. Tetapi banyak diantara mereka yang hasilnya adalah kekecewaan.
Ada satu orang caleg dalam semalam menghabiskan uang Rp. 25.000.000,- tetapi ternyata gagal, kandas, tersuruk tidak berhasil menjadi anggota yang terpilih. Sebuah pengalaman pahit yang harus ditebus dengan uang begitu banyak, harta yang besar, rumah tinggal. Stress melanda para caleg yang tanpa perhitungan masa depan. Bagaimana mereka dapat membayar hutang yang katakanlah Rp. 100.000.000 untuk mencalonkan diri, sedangkan uang sebanyak itu aja hasil dari hutang, yang merupakan tabungan mereka sepanjang hidup, sangat sulit memperolehnya, yang bahkan nilainya saja waktu itu mungkin hanya separohnya, mereka banyak yang belum pernah mendapatkan 100 juta dalam hidupnya apalagi dalam 1 tahun memperoleh 100 juta yang bisa ditabung, wah luar biasa barangkali tidak perlu lah ikutan jadi caleg kalau mereka bisa. Ada caleg yang gagal terus mematok jalan dengan pohon, agar gak ada yang bisa lewat, ini nampaknya gejala stress.
Tapi banyak juga diantara mereka yang untung-untungan asal nyaleg aja, siapa tahu ada yang pilih, hasilnya? Ya gak ada juga yang pilih..... Buat apa sih melakukan pekerjaan yang kurang bermanfaat, membuang buang waktu, hasil tidak ada. Mending berkarya, kalau tidak berhasil masih ada kesuksesan yang diperoleh paling tidak karyanya belum selesai, sehingga belum bisa menghasilkan uang.
Akhirnya aku ikut berduka cita pada para caleg yang tidak berhasil menjadi anggota dewan, mudah mudahan mereka diberi kekuatan untuk membayar hutang, bagi yang berhutang, untuk tetap bisa bekerja dengan lapang dada bagi yang penghasilannya sudah besar, dan bisa mawas diri bagi yang hanya ikutan saja tapi sama sekali tidak ada usaha apa apa, asal asalan, orang seperti ini walaupun terpilih hanya akan numpang cari makan saja di anggota dewan, malah bisa ikutan korupsi, gawat.
Komentar