Langsung ke konten utama

Perguruan Bunga Adenium

Aku sedang duduk di bangku kosong yang seharusnya berisi empat orang, hatiku sedang gundah makanya aku sengaja memilih bangku kosong itu. Di dekat tempat dudukku ada juga seseorang yang berwajah garang berkumis tebal tampak diam saja tak acuh pada kehadiranku.


Akupun memesan minuman pada pelayan yang sedang lewat, “Pelayan tolong pesan kopi jahe satu”.

“Baik tuan, yang lainnya barangkali, kuehnya.” Jawab pelayan.

“ah tidak tidak, kuehnya sudah bosen, cukup kopi saja”. Jawabku.

Tak lama kemudian datanglah seseorang dengan dandanan yang agak awut awutan, rambutnya tak disisir, bajunya juga tampak diacuhkan saja tanpa diusahakan agak kelihatan rapih. Setelah tengok kanan kiri diapun menuju bangku di dekat tempatku duduk.

“Boleh aku duduk disini” sapanya.

“ Ah, silahkan” jawabku.

Tiba tiba dia menyodorkan tangannya padaku sambil berkata “kenalkan, Adi Darma dari perguruan ‘Bangau Putih’”.


Aku kaget dibuatnya, akupun tidak kalah garang memperkenalkan namaku, “Sukma Jaya, dari perguruan ‘Elang Hitam’”.


Rupanya yang disebelahku yang berkumis tebal sedari tadi cuek terhadap tindak tanduk kami, tiba tiba nengok, dan berkata, “Eh, emang kalo lo pada dari perguruan beken trus bisa gratis makan disini!”. Sautnya dengan sewot.


“Siapa yang ingin gratis, kita kan Cuma kenalan ya kang Sukma?” jawabku pada orang asing itu.

Sukma Jaya juga tak kalah panas ikutan menyela, “Eh pak kumis, emang loe ada urusan apa kok jadi sewot dengan kami dan kalo boleh tahu loe dari perguruan mana?”

“Loe Sukma Jaya ya, dari perguruan apa tadi, elang hitam ya?, loe semua tahu gak sekarang perguruan dari burung burungan seperti yang kalian sebut tadi udah gak musim.....”. Sahut pak kumis.

Adi Darma jadi gak enak, “Udah gak musim bagaimana maksud loe!, jangan sembarangan loe ya!”

“Itu dah kuno banget, sekarang nih jamannya udah berubah, jaman instan man.” Komentar pak kumis.

“Ah benar juga pak kumis ini, emang yang instan itu gimana pak kumis?” tanya Sukma Jaya.

“Eh generasi burung burungan seperti perguruan lho itu udah lama berganti dengan model model tenaga dalam seperti; syin lam ba, mahatma, nampon dan sebagainya yang semuanya itu bisa lebih cepat sakti tanpa harus bersusah payah seperti kalian itu, itupun tak bertahan lama.....” Kata pak kumis.

“Kenapa gak tahan lama pak kumis?” tanyaku.

“Yah semuanya itu hanya kamuflase saja, inti sebenarnya adalah cari duit, kalau udah gak bisa buat nyari duit ya akan pudar dan bubar dengan sendirinya.” Wajah kemenangan pak kumis terlihat cerah dalam duel silat lidah kali ini.

“Jadi apa yang sekarang lagi ngetren pak kumis?” tanya Sukma.

“Yang lagi ngetrend sekarang nih dari perguruan bunga bungaan.” Jawab pak kumis.

“Apa seperti dari perguruan ‘Bunga Teratai’, pak kumis?” tanya Sukma.

“Mungkin perguruan ‘Mawar Beracun’?” sahut Adi Darma, tak kalah cepat.

“Ah bukan bukan, kalian ini kurang mengikuti berita sih, perguruan itu seperti, ‘Bunga Adenium’, Bunga Antorium, dan yang lebih ngetop lagi adalah perguruan dari ‘Bunga Bank’” he he he pak Kumis tertawa senang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini